Sunday 14 April 2013

Manusia Bodoh


 
Ketika cinta berkata dunia seolah tidak berada pada tempatnya, logika tidak lagi bermain, hati lemah tanpa peran, semua menurut hasrat yang bergelora, menapaki kenikmatan yang belum tentu arah kebenarannya. Kenepa manusia rela diperbudaknya. Karena manusia tidak memiliki iman. Begitulah cinta yang kadang membawa kenikmatan tapi sering membawa petaka. Tapi perlu diketahui tidak semua cinta seperti itu.
Sebuah kesalan besar ketika menusia tidak mampu memahami arti diciptakannya cinta, makna cinta, maupun kenapa manusia harus bercinta. Sebuah kesalahan yang fatal jika manusia menganggap cinta sebagai stasiunnya seksualitas.
Entah apa yang mampu menggiring kedua manusia ini sehingga menyendiri berdua di alam yang tiada manusia, mereka memadu kasih, saling berkasih-kasihan. Alangkah baiknya mereka dengan saling memuji kecantikan dan ketampanan, kebaikan dan kelebihan, kesetiaan dan kerinduan, tak ada yang terlontar jelek sehingga mereka berpisah. Kelengketan demi kelengketan terus mereka bina.
“Gombal kamu, say”
“Mau bukti apa sehingga kamu percaya akan cintaku”
Kata-kata tidaklah penting, sekarang kita nikmati malam yang indah ini. Percakapan mesra sekawanan manusia bodoh yang tidak mau tahu kehidupan disekitarnya, mereka terus dirasuki nafsu yang kian saat kian mejadi dewasa, selalu siap mengajari apa arti kanikmatan cinta.
Memang tiada larangan dan batasan dalam kehidupan cinta. Aku suka, kamu mau, kita bersama-sama memadu kasih seperti yang dijanjikan cinta dalam lembaran-lembaran kitabnya. Cinta, cinta, dan cinta selalu terucap diantara celah-celah bibir berlapis lipstick merah hati.
“say, apa kamu menyesal, punya kekasih seperti diriku?”
Sandiwara yang seolah menjadi nyata, membuat nereka semakin buta.
“mungkin kamu yang kecewa dengan diriku ini”
“ah, bodohnya aku, kenapa kita tak kenal dari dulu”
Ternyata ramuan si jaka mampu menidurkan akal sehat parti yang kian terbawa arus hasratnya sendiri.
“jangan terlalu banyak memuji”
“sumpah”
Itulah senjata ampuh yang mampu meluluh lantakan iman seorang parti. Joko memang pandai dalam mengambil hati siapa saja, bahkan seorang ustad pun mampu ia kelabuhi dengan dandanannya ala santri kalongan. Pernah juga pak jaryo mantan kades yang demi mencapai obsesinya menjadi orang kaya tergelincir oleh lidah si joko, puluhan juta telah ia telan tanpa sepengatahuan pak Jariyo. Dengan bermodal omongan ia menyakinkan pak jariyo bahwa bisnis pulsa yang sejenis MLM akan membawa keuntungan yang besar bahkan nilai kerugiannya jauh lebih kecil. Tapi memang kurangnya perhatian ortunya sehingga apa ia lakukan jauh diluar harapan kedua ortunya.
Gelagat joko kian lama kian menunjukkan gerakan yang di luar batas aturan, tangannya mulai berani menggerayangi parti, hanya terdiam dengan memejamkan mata ia melupakan segala hal yang membuatnya ragu akan kenikmatan ini.
“Tuhan. Dosakah hambamu ini?”
“Sssst. . . . . . . . . . .t. kita nikmati aja malam ini!”
“tapi akau takut say”
“sama siapa?”
“tidak, ini salah”
Joko sebenarnya sudah merasakan hal yang sama pada parti, hanya saja parti ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah gadis yang memiliki harga diri. Dengan sedikit sentuhan parti mulai merasakan kesadarannya tidak lagi mampu menyadarkannya.
“Ah, itu gak penting”.
kita hiasi malam ini dengan melodi cinta.
Angin-angin enggan berhenti bertiup, kelak akan menjadi saksi akan kebodohan manusia. Hewan-hewan bertegur malu, hilangnya rasa kemanusiaan. Air-air hilir sebagai ranjang hanya mampu menangis. Kenapa aku dilibatkan. Bintang-bintang tak lagi mau menampakkan remang-remangnya. Takut. Telah rela membiarkan manusia menikmati bara Jahanam.
Mentaripun yang terpenjara di balik gunung ingin cepat-cepat terbebas, membakar kedua joli yang pulas dengan selimut kebodohan.
“apa yang telah kita lakukan?”
Menangis tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah terenggut. Menyesal hanya berada di akhir cerita setelah semua menjadi bubur.
“aku akan bertanggung jawab”
Tidak semudah berkata, menempati janji sangatlah sulit. Parti berangsur tenang dari keraguan dan penyesalan yang terus menggerayanginya. Janji Joko begitu manjur.
“kapan akan menikahiku”
“Setelah kita lulus nanti”
“gila kamu. Apa nunggu anak ini lahir”
Kesadaran sudah mulai menyelubungi benak sehat mereka, antara salah dan kenyataan, sulit mereka mengambil kebijakan.
“say, percayalah. Aku pasti akan menikahimu. Kamu kan tahu, kalau sampai sekolah tahu kita pasti akan dikeluarkan”
“terus, mau disembunyikan di mana perut ini?”
“bagaimana kalau. . . . . . . . . . .”
“kamu jangan tambah gila”
Setan telah menertawakan mereka berdua. Manusia yang katanya memiliki akal budi dan agama toh pada akhirnya jauh lebih rendah dari seorang Ifrit yang laknat.
Agama memang tidak melarang cinta. Tapi perlu diwaspadai bahwa iblis dan sekutunya tidak pernah membiarkan kaum manusia tenang mensyukuri karunia Tuhan. Tipu muslihat mereka jauh melebihi logika manusia. Cinta adalah rasa yang mampu membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik. Cinta adalah anugrah suci yang hanya diturunkan kepada manusia untuk mengisi dunia ini dengan kasih dan sayang.
Waspadalah. Waspadalah. Kesalahan tidak hanya adanya niat si pelaku, tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah.
Sungguh adalah manusia itu dalam kebodohan yang mendalam setelah apa yang ia lakukan atas dasar kesadaran ia akhiri sendiri dengan penyesalan dan tangisan.



Semarang, 16 Januari 2010. (06.13 WIB)

Nur Kunaifi

No comments:

Post a Comment