GENRE/KLASIFIKASI/JENIS/MACAM PUISI
·
Menurut zamannya, puisi
dibedakan menjadi Puisi Lama dan Puisi Baru
A.
Puisi Lama adalah puisi yang
terikat oleh aturan-aturan, antara lain:
- jumlah kata dalam 1
baris
- jumlah baris dalam 1
bait
- persajakan (rima)
- banyak suku kata tiap
baris
- irama
1. Ciri-ciri puisi lama
adalah :
a. Merupakan puisi
rakyat yang tanpa diketahui nama pengarang.
b. Disampaikan lewat
mulut ke mulut, merupakan sastra lisan.
c. Sangat terikat oleh
aturan-aturan, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
2. Jenis Puisi Lama
a. Mantra adalah
ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
b. Pantun adalah puisi
yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari
8-12 suku kata, baris 1 dan 2 sebagai sampiran, 3 dan 4 sebagai isi.
c. Karmina adalah pantun
kilat, seperti pantun tetapi pendek.
d. Seloka adalah pantun
berkait.
e. Gurindam adalah puisi
yang bercirikan bersajak a-a a-a, tiap bait 2 baris dan berisi nasihat.
f. Syair adalah puisi
yang bersumber dari Arab, dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan
berisi nasihat.
g. Talibun adalah pantun genap yang tiap
bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
3. Contoh Puisi Lama
yaitu :
a. Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b. Pantun
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
c.
Karmina
Dahulu
parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d.
Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e. Gurindam
Kurang
pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
f. Syair
Pada
zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g. Talibun
Kalau
anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau
anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
B.
Puisi Baru adalah bentuk
puisi lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata maupun
rima.
1. Ciri-ciri Puisi Baru, antara lain :
a. bentuknya rapi,
simetris
b. mempunyai
persajakan akhir yang teratur
c. banyak menggunakan
pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
d. sebagian besar
puisi empat seuntai
e. tiap-tiap barisnya
atas sebuag gatra
f. tiap gatranya
terdiri atas dua kata (sebagian besar); 4-5 suku kata
2. Jenis-jenis Puisi
Baru
Ø Menurut isinya,
puisi dibedakan atas :
a. Balada adalah
puisi berisi kisah / cerita.
terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing
dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima
berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan
sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
b. Himne adalah puisi
pujaan untuk Tuhan, tanah air atau pahlawan.
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa,
Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia
Sastra). Pengertian himne menjadi
berkembang.Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian
terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, Tuhan) yang bernafaskan
ke-Tuhan-an.
c. Ode adalah puisi
sanjungan untuk orang yang berjasa.
Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
d. Epigram adalah
puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup.
Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik;
nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada
teladan.
e. Romance adalah
puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Romantique
(Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta
kasih mesra.
f. Elegi adalah puisi
yang berisi ratap tangis / kesedihan.
Sajak
atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau
rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
g. Satire adalah
puisi yang berisi sindiran / kritik.
Satura
(Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati
satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)
Ø Menurut bentuknya,
puisi dibedakan atas :
a. Distikon
• 2
baris;sajak 2 seuntai
•
Distikon (Greek : 2 baris)
b. Terzina
Terzina (Itali: 3 irama)
c. Quatrain
•
Quatrain (Perancis: 4 baris)
• Pada asalnya ada 4 rangkap
• Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
• Pada asalnya ada 4 rangkap
• Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
d. Quint
Pada
asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap diterima
umum sebagai Quint (perubahan ini dikatakan berpunca dari kesukaran penyair
untuk membina rima /aaaaa/
e. Sektet
•
sextet (latin: 6 baris)
• Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
• Rima akhir bebas
• Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
• Rima akhir bebas
f. Septime
•
septime (Latin: 7 baris)
• Rima akhir bebas
• Rima akhir bebas
g. Oktaf
/ Stanza
•
Oktaf (Latin: 8 baris)
• Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
• Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
h. Soneta
• Terdiri atas 14 baris
• Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas
2 quatrain dan 2 terzina
• Dua quatrain merupakan sampiran dan
merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
• Dua terzina merupakan isi dan merupakan
satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
• Bagian sampiran biasanya berupa
gambaran alam
• Sextet berisi curahan atau jawaban atau
kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
• Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
• Penambahan baris pada soneta disebut koda.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya
antara 9 14 suku kata
• Rima akhirnya adalah a b
b a, a b b a, c
d c, d c d.
·
Puisi Angkatan Pujangga Baru
Pada angkatan pujangga baru dikenal
bentuk soneta yang berasal dari Italia, dibawa oleh Indonesia oleh Muhammad
Yamin. Soneta terdiri atas 14 baris, yaitu tiga bait yang masing-masing terdiri
atas empat baris dan satu bait terdiri atas dua baris. Dapat juga terdiri atas dua bait masing-masing
terdiri atas tiga baris.
Di samping
puisi baru dan sonata, pada Angkatan Pujangga Baru juga terdapat jenis-jenis
puisi yang lebih bebas namun persamaan bunyi (rima) masih sangat dipentingkan. Berikut ini beberapa penyair Pujangga Baru
beserta puisinya.
- Muhammad Yamin, dengan puisinya “Indonesia Tumpah Darahku”
- Sanusi Pane, dengan kumpulan puisi (Puspa Mega,1927 dan Madah Kelana,1931)
- Amir Hamzah, puisi-puisinya dikumpulkan dalam buku “Nyanyi Sunyi” dan “Buah rindu” yang merupakan puisi-puisi berisi kesedihan.
- Y.E.Tatengkeng, buku kumpulan puisinya adalah “Rindu Dendam”(1934)
- Sutan Takdir Alisyahbana, buku kumpulan puisinya berjudul “Tebaran Mega”(1936) dan Lagu Pemacu Ombak(1978)
- Rstam Effendi, kumpulan puisinya berjudul”Percikan Permenungan(1926)
·
Puisi Angkatan 45
Puisi-puisi angkatan 45
menunjukkan cirri-ciri kebaruan. Bahasa yang diciptakan penyair benar-benar
bahasa Indonesia baru , yang terlepas dari cirri-ciri bahasa Indonesia lama
yang didominasi oleh bahasa Melayu dan dipengaruhi oleh bahasa Belanda.
Puisi-puisi angkatan 45
mementingkan isi daripada bentuk.Karena itu, puisi-puisi angkatan 45 sudah
lebih bebas dibandingkan dengan puisi-puisi Angkatan Pujangga Baru yang ketat
denga permainan rima dan bunyi.Meski demikian, disana-sini aturan-aturan
tentang rima masih kuat. Berikut ini beberapa penyair angkatan
45 beserta puisinya:
- Chairil Anwar , kumpulan puisi Chairil Anwar berjudul “Kerikil Tajam”(1946),”Deru Campur Debu”(1949), “Tiga Mengguak Takdir”(1950)
- Asrul Sani, karya puisinya yang terkenal ialah “Surat dari Ibu”dan “Elang Laut”
- Sitor Situmorang, buku kumpulan puisinya berjudul Surat Kertas Hijau (1954), Dalam Sajak (1955), Wajah Tak Bernama (1956), Peta Perjalanan (1976), Dinding Waktu (1976), Angin Danau (1982), dan Danau Toba (1982).
- Waluyati, puisi-puisinya dimuat dalam Pujani (1951), Gema Tanah Air (H.B Jassin,1975) dan Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (Toety Heraty,1979)
·
Puisi-puisi Setelah Angkatan 45
Berikut ini akan dibahas puisi-puisi setelah angkatan 45
yang meliputi periode tahun 1950-an, periode 1960-1980, periode 1980-2000 dan
sesudahnya.
A. Puisi-puisi
Periode Tahun 1950-an
Berikut ini ditampilkan beberapa penyair periode tahun
1950-an dan karyanya.
- Rendra
Ada 3
jenis puisi Rendra, yaitu puisi romantic (ditulis tahun 1950 sampai 1960),
puisi protes social (Blues untuk Bonnie, 1971; Potret Pembangunan dalam Puisi,
1978; dan Orang-orang Rangkasbitung, 1966) serta puisi-puisi renungan hidup
(Disebabkan karena Angin, 1997).
Puisi-puisi romantiknya lembut,manis, dan alami, dikumpulkan dalam
Empat Kumpulan Sajak (1961), Ballada Orang-orang Tercinta(1957), Dan
Sajak-sajak Sepatu Tua (1972).
- Ramadhan K.H
Ramadhan K.H (Karta Hadimaja) adalah penyair penting dalam periode
1950-an karena telah membawa puisi-puisi romantic ke Indonesia. Kumpulan
puisinya yang berjudul Priangan Si Jelita berisi kedukaan penyair akibat kehancuran daerah Priangan
yang indah karena pemberontakan.
- Ajip Rosidi
Kumpulan puisinya yang berjudul Ular dan Kabut . kumpulan puisi lain
yang ditulis Ajip Rosidi adalah
Sajak-sajak Anak Matahari (1979).
- Subagio Sastrowardoyo
Kumpulan puisinya berjudul Daerah Perbatasan (1970), Simfoni (1957),
Keroncong Motinggo (1980), dan Dan Kematian Makin Akrab (1995).
- Toety Heraty
Kumpulan puisinya dibukukan dalam Sajak-sajak 33 (1973), Dunia Nyata
(1973), Calon Arang (2000), dan editor dari Seserpih Pinang Sepucuk Sirih
(1979)
- Wing Karjo
Kumpulan puisinya berjudul Selembar Daun
(1974), Sajak-sajak Modern Prancis dalam
Dua Bahasa (1972), Perumahan (1975) dan Pangeran Cilik (terjemahan).
- Toto Soedarto Bachtiar
Buku kumpulan puisinya berjudul Suara (1956) dan Etsa (1958).
Kumpulan puisinys Suara mendapat hadiah sastra nasional dari Badan Musyawarah
Kebudayaan Nasional (BMKN) tahun 1955-1956.
- Rachmat Djoko Pradopo
Buku kumpulan puisinya berjudul Matahari Pagi Tanah Air (1965),
Manifestasi (Antologi bersama penyair Yogya,1968), Tugu (antologi bersama
penyair Yogya dengan editor Linus Suryadi A.G., 1986).
- Soeparwoto Wiraatmadja
Buku kumpulan puisinya berjudul Kidung
Keramahan (1963). Beberapa puisinya juga dimuat dalam Angkatan’66 (H.B Jassin, 1968)
B. Puisi
Periode 1960-1980
1.
Goenawan
Mohammad
Buku kumpulan puisinya adalah :
Parikesit (1972), Potret Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972),
Interlude (1973), Asmaradana (1955) dan Misalkan Kita di Sarajevo (1998).
2.
Taufik
Ismail
Kumpulan puisi-puisinys adalah Puisi-puisi Sepi (1971),
Pelabuhan, Ladang, Angin dan Langit (1971), dan sajak-sajak Ladang Jagung(1975).
3.
Sapardi
Djoko Damono
Kumpulan puisi-puisinya adalah DukaMu Abadi (1969), Akuarium (1974), Perhu
Kertas (1984), Sihir Hujan (1989), Hujan Bulan Juni (1994), dan Ayat-ayat Api
(2000).
4.
Hartoyo
Andangjaya
Buku kumpulan puisinya berjudul Simponi puisi (bersama
D.S.Moeljanto,1954), dan Buku Puisi (1973).
5.
Sutarji
Calzoum Bachri
Kumpulan puisinya
berjudul O, Amuk Kapak (1981).
6.
Abdul Hadi
W.M.
Buku kumpulan puisinya adalah Riwayat (1967), Laut Belum Pasang (1972),
Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975), Meditsi (1976),
Tergantung pada Angin (1977), dan Anak
Laut Anak Angin (1984).
7.
Yudhistira
Adinugraha Massardi
Kumpulan puisinya dibukukan dalam Omong Kosong (1978),
Sajak Sikat Gigi (1978), Rudi Jalak Gugat (1982).
8.
Apip
Mustofa
Puisi-puisinya dimuat dalam antologi sastra karya Ajip
Rosidi Laut Biru Langit Biru (1977).
9.
Piek Ardiyanto Supriyadi
Kumpulan puisinya berjudul
Biarkan Angin Itu (1996)
10. Linus Suryadi Ag
Buku-buku kumpulan puisinya berjudul Langit Kelabu (1976), Pengakuan Pariem
(1981),Kembang Tanjung (1986) dan Tirta Kamandanu (2000)
11. D. Zawawi Imron
Buku-buku kumpulan puisin ya adalah Semerbak Mayang
(1977), Bulan Tertusuk Lalang (1980), Bntalku Ombk, Selimutku Angin (1996),
Semerbak Mayang (1997), dan Madura Aku Darahmu (1999).
C. Puisi
Periode 1980-2000
Berikut ini dibahas beberapa penyair
dengan puisi-puisinya yang telah dipilih
1.
Hamid
Jabbar
Buku kumpulan puisinya adalah Dua Warna (bersama Upita
Agustine,1975), Paco-paco (1974), Dan Wajah Kita (1981).
2.
Emha Ainun
Nadjib
Buku kumpulan puisinya berjudul 99 Untuk Tuhanku (1983),
Lautan Jilbab (1993), Cahaya Maha Cahaya (1991) dan yang terbaru trilogy Doa
Mencabut Kutukan (2001)
3.
Agnes Sri
Hartini Arswendo
Sebagian puisinya dimuat di Seserpih Pinang Sepucuk
Sirih (editor Toety Heraty, 1979)
4.
Ahmadun
Y.Herfanda
Kumpulan puisinya dibukukan dalam Meniti Jejak Matahari
(1984), Pagar-pagar (1984), Prasasti (1984), Tanah Persinggahan (1986), dan
kumpulan puisi Tugu dengan editor Linus Suryadi Ag. (1986).
5.
F. Rahardi
Kumpulan puisinya dibukukan dalam Soempah WTS (1983),
Tuyul (1990).
6.
Rita
Oetoro
Puisi-puisinya Dibukukan dalam Dari Sebuah Album (1986)
dan Kawindra (Bersama Piek Ardi janto
Suprijadi, (1994).
7.
Dorothea
Rosa Herliany
Kumpul Puisinya
dibukukan dalam Nyanyian Gaduh (1987),
Matahari yang Mengalir (1990),
Nikah Ilalang (1995), dan Mimpi Gugur
Daun Zaitun (1999)
8.
Eka
Budianta
Buku kumpulan puisinya adalah
: Ada (1976), Bang Bang Tut (1976), Bel (1977) , Rel (1978), Sejuta Milyar Satu
(1984), dan Lautan Cinta (1986)
9.
Acep
Zamzam Noor
Buku kumpulan puisinya yang telah
terbit adaah : Tamparlah Mukaku (1982), Aku Kini Doa (1986), Diluar Kata
(1996), dan Diatas Umbria (1999)
10. K.H.A Mustofa Bisri
Kumpulan puisinya dibukukan
dalam Pahlawan dan Tikus (1995)
D. Penyair Periode Tahun 2000 dan Sesudahnya
1.
Afrizal
Malna
Kumpulan puisinya dibukukan dengan judul Abad yang
Berlari (1984)
2.
Sitok
Srengenge.
Puisi-puisi Sitok Srengenge dikumpulkan dalam buku
antara lain berjudul Nonsens.
3.
Joko
Pinurbo
Puisi-puisinya didapatkan dalam buku-buku kumpulan
puisi, antara lain Sembilu (1991), Ambang (1992), Mimbar Penyair Abad 21
(1996), Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998), dan Celana (2000).
4.
Omi Intan
Naomi
Karyanya berupa puisi dibukukan dalam Aku Ingin (1986),
Sajak-sajak Omi (1986), Memori (1987), Puisi Cinta (1987), Penyair Muda
Indonesia (1987), Sajak Sebelum Tidur (1988), Tiga Penyair Bulaksumur (1990),
Risang Pawestri (1990), Malam Kadar Puisi (1991), Sembilu (1991), dan Kicau
Kepodang (1993).
5.
Wiji
Thukul
Seluruh kumpulan puisi Wiji Thukul dikumpulkan dalam
buku Aku Ingin Jadi Peluru (2000).
Dalam hal perubahan peranan BENTUK FISIK dan
BENTUK BATIN puisi;
Sebelum
masa masa Chairil
Anwar Masa Sutardji
Chairil
Anwar dan
sesudahnya Calzoum
Bahri
BUNYI bunyi BUNYI
ARTI
ARTI arti
A. Puisi Naratif, Lirik dan
Deskriptif
3. Puisi Naratif yaitu
mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif dan ada
yang kompleks. Contoh : epik, romansa, balada, dan syair.
· Epik adalah puisi
yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang
berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah.
· Balada adalah puisi
yang bercerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, atau orang –orang
yang menjadi pusat perhatian. Rendra menulis balada yang berjudul : “Balada
Orang-orang Tercinta” dan “Blues Untuk Bonnie”
· Romansa adalah jenis
puisi cerita yang menggunakan bahasa romantic berisi kisah percintaan yang
berhubungan dengan ksatria dan diselingi dan diselingi perkelahian serta
petualangan yang menambah percintaan mereka lebih mempesonakan. Rendra juga
menulis “Romansa”. Salah satu bagian dalam “ Empat Kumpulan Sajak”nya berjudul
“Romansa”. Kirdjomuljo
menulis romansa yang berisi kisah petualangan dengan judul “Romance
Perjalanan".
2. Puisi Lirik yaitu puisi yang berisi luapan batin individual
penyairnya. Contoh : elegi, ode, dan serenada.
· Elegi adalah puisi
yang mengungkapkan perasaan duka. Contoh : “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani.
· Serenada adalah sajak
percintaan yang bisa dinyanyikan. Rendra banyak menciptakan serenada dalam
“Empat Kumpulan Sajak”. Contoh : Serenada Hitam, Serenada Biru, Serenada Ungu
dan sebagainya.
· Ode adalah puisi yang
berisi pujaan terhadap sesorang, sesuatu hal, sesuatu keadaan. Contoh :
“Teratai” Sanusi Pane, “Diponegoro” Chairil Anwar dan “Ode Buat Proklamator”
Leon Agusta.
3. Puisi Deskriptif yaitu
dalam puisi ini penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan /
peristiwa, benda, suasana dipandang menarik perhatian penyair. Contoh : Puisi Satire, Kritik Sosial dan Puisi-puisi
impresionitik.
· Satire adalah puisi
yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun
dengan cara menyindir.
· Kritik Sosial adalah
puisi yang juga menyataka ketidak senangan terhadap diri seseorang namun dengan
cara membeberkan kepincangan orang tersebut.
· Impresionistik adalah
puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
B. Puisi Kamar dan Puisi Audiorium
1. Puisi
Kamar adalah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dua pendengar saja di
adalam kamar.
2. Puisi
Auditorium adalah puisi yang cocok
dibaca di auditorium, di mimbar yang pendengarnya banyak. Sajak-sajak Leon Agusta banyak yang dimaksudkan
untuk sajak auditorium. Puisi-puisi
Rendra kebanyakan adalah puisi auditorium yang baru memperlihatkan
keindahannya setelah suaranya terdengar lewat pembacaan yang keras.
C. Puisi Fisikal, Platonik, dan
Metafisikal
1. Puisi Fisikal adalah puisi bersifat
realistis, menggambarkan apa adanya. Yang dilukiskan adalah kenyataan, bukan
gagasan. Contoh : Puisi-puisi naratif, balada, impresionistis, dan puisi
dramatis.
2. Puisi Platonik adalah puisi yang
sepenuhnya bersifat hal-hal spiritual atau kejiwaan. Contoh : puisi-puisi ide
atau cita-cita, religius, ungkapan cinta luhur seorang kekasih atau orang tua
kepada anaknya.
3. Puisi Metafisikal adalah puisi yang
bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan Tuhan. Contoh
: Karya-karya Mistik Hamzah Fansuri seperti Syair Dagang dan Syair Perahu.
D. Puisi
Subyektif dan Obyektif
1. Puisi Subyektif (Personal) adalah puisi
yang mengungkapkan gagasan, pikiran, dan suasana dalam diri si penyair sendiri.
2. Puisi Obyektif (Impersonal) adalah puisi
yang mengungkapkan di luar diri penyair itu sendiri.
E. Puisi
Konkret
Puisi Konkret yaitu puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati
keindahan bentuk dari sudut pandang. Kita mengenal adanya bentuk grafis dari
puisi, kaligrafi, ideogramatik atau puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang
menunjukkan pengimajian lewat bentuk grafis.
F. Puisi
Diafan, Gelap dan Prismatis
1. Puisi Diafan (puisi polos) adalah puisi
yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figuratif,
sehingga mirip dengan bahasa sehari-hari.
2. Puisi Gelap adalah puisi yang maknanya
telalu banyak majas, sehingga sulit untuk ditafsirkan.
3. Puisi Prismatis, dalam puisi ini penyair
mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas. Versifikasi, diksi dan
pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan
makna puisinya. Penyair-penyair seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar yang
dapat menciptakan puisi prismatis.
G.
Puisi Pernasian dan Puisi
Inspiratf
1. Pernasian adalah sekelompok penyair
Perancis pada pertengahan akhir abad 19 yang menunjukkan sifat-sifat puisi yang
mengandung nilai keilmuan. Puisi pernasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu
atau pengetahuandan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa
penyair. Contoh : Puisi-puisi Rendra
dalam “Potret Pembangunan”
2 Puisi Inspiratif adalah diciptakan
berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang
hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat ke dalam puisi
itu. Contoh : Puisi Prosaic seperti karya penyair-penyair tahun 1970-an.
H.
Stanza
Stanza adalah puisi yang terdiri atas 8 baris. Jenis puisi stanza
dapat kita jumpai dalam Empat Kumpulan
Sajak karya Rendra.
I.
Puisi Demonstrasi dan
Pamflet
1. Puisi Demonstrasi adalah puisi yang
melukiskan dan merupakan hasil refleksi dari demonstrasi mahasiswa dan pelajar
pada tahun 1966. gaya paradoks dan ironi banyak kita jumpai, sementara
kata-kata yang membakar semangat
kelompok banyak digunakan seperti kebenaran, kemanusiaan, tirani dan
sebagainya. Contoh : pada puisi-puisi Taufiq Ismail.
2. Puisi Pamflet juga mengungkapkan ptotes
sosial. Kata-katanya mengungkapkan tidak puas pada keadaan. Dalam puisi Pamflet
ini banyak kita jumpai kata-kata tabu yang diungkapkan penyair kepada pihak
yang dikritik atau pada keadaan yang tidak memuaskan dirinya. Contoh : Puisi
Pamflet Rendra yang berjudul “Sajak Burung Kondor”
J.
Alegori
Alegori adalah puisi yang sering mengungkapkan cerita yang isinya dimaksudkan
untuk memberi nasihat tentang budu pekerti dan agama. Jenis Alegori yang
terkenal adalah parable yang disebut perumpamaan. Contoh : Puisi Teratai karya
Sanusi Pane. karena kisah
bunga teratai itu digunakan untuk mengisahkan tokoh pendidikan. Kisah tokoh
pendidikan yang dilukiskan sebagai teratai itu digunakan untuk memberi nasihat
kepada generasi muda agar mencontoh teladan 'teratai' itu.
terima kasih sangat membantu
ReplyDelete